A Walk to Remember

August 11, 2003 0 comments
Sekali lihat judul, poster dan tagline-nya, gue percaya film A Walk to Remember memang dimaksudkan sebagai film drama romantis. Diangkat dari novel laris karya Nicholas Sparks, gue punya harapan akan menyukai film ini sama seperti gue menyukai film adaptasi novel Sparks sebelumnya, Message in the Bottle. Yang pasti, gue memang nggak akan melewatkan film-film drama.

Plot cerita yang mengisahkan tentang seorang pemuda gaul yang jatuh cinta kepada seorang gadis penyendiri, merupakan suatu plot favorit drama remaja. Hanya saja, sutradara Adam Shankman menawarkan A Walk to Remember dalam tuturan yang berbeda. Lebih serius dan lebih halus, walaupun terkesan agak lambat. Setting dengan warna-warna lembut mampu menahan gue untuk duduk selama lebih dari satu setengah jam untuk mengamati gambar-gambar yang teduh dan indah.

Pemilihan Shane West dan Mandy Moore sebagai dua pemeran utamanya, gue kira bertujuan untuk meraup minat penonton remaja dan penggemar Moore. West berperan lumayan sebagai Landon Carter dengan pergolakan emosinya. Walaupun nggak sepenuhnya berhasil menurut gue, kadang ekspresi dari West lebih meyakinkan dibandingkan lawan mainnya, Mandy Moore. Moore gue anggap gagal membentuk karakter Jamie Sullivan yang seharusnya lugu dan polos. Yang gue temukan malah sosok Jamie yang kontradiktif. Sensual dalam dialog dan bahasa tubuh, tapi datar dalam tangis, amarah dan ucapan cinta, sampai gue nggak merasakan arti apapun. Gue nggak meragukan kemampuan Moore sebagai seorang penyanyi. Suaranya mengalun indah dengan penjiwaan yang matang .. kalo ada yang memperhatikan ekspresi Landon sewaktu menyaksikan Jamie menyanyi "Only Hope", gue yakin seperti itu pula ekspresi gue saat menyaksikan Mandy Moore menyanyi. Tapi untuk akting, gue rasa Moore masih harus berusaha lebih keras lagi untuk bisa menarik perhatian gue.

Gue belum mendapat kesempatan untuk membaca novel "A Walk to Remember". Pasti akan gue cari, karena gue merasa jalinan cinta dua remaja ini terasa kurang pas dalam filmnya. Kisah dan pemilihan adegan atau dialognya terlalu romantis untuk ukuran remaja seusia mereka. Kadang malah ada yang membuat gue jengah. Gue tau cinta itu memang buta, tapi keputusan yang diambil oleh Landon terhadap Jamie digambarkan terlalu cepat tanpa mempedulikan logika sebagai bahan pertimbangan. Hubungan antara Landon-Jamie dengan karakter-karakter di luar ruang lingkup mereka juga terasa dangkal dan tidak berguna. Mudah-mudahan novelnya bisa memberikan gambaran lebih utuh tentang apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka semua.

Gue nggak bilang film ini jelek, karena pada dasarnya, A Walk to Remember memiliki nilai keindahan cinta yang menyentuh. Seandainya saja didukung oleh aktor dan aktris yang kuat, serta memiliki faktor-faktor yang tergali detil untuk pemahaman cinta sedemikian dalam .. film ini akan meninggalkan kesan yang jauh lebih sempurna.

Footage:
Yeah, I have read the book. And it is good.



@)-->----- It all comes down to who's by your side. Take a risk. Dare to move. Love is a leap of faith.


0 comments:

Post a Comment

 

©Copyright 2011 Imitating the Critics | TNB