The Iron Giant

September 4, 2002 0 comments
The Iron Giant menceritakan tentang persahabatan antara seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dengan sebuah robot raksasa setinggi 100 kaki. Hogarth Hughes seperti kebanyakan anak laki-laki lainnya, senang baca komik dan punya khayalan luar biasa tentang invasi mahluk luar angkasa. Tapi Hogarth juga seorang anak yang kesepian. Ibunya, Annie, bekerja di sebuah restoran sepanjang hari dan nggak setuju Hogarth punya binatang peliharaan. Sampai akhirnya suatu malam, Hogarth bertemu dengan Giant yang nyasar ke bumi. Dan dimulailah kisah mereka. Dari ketakutan awal, kecanggungan dalam beradaptasi satu dengan yang lain, keceriaan persahabatan, sampai pada titik dimana kasih sayang terbukti bisa menunjukkan dirinya dalam berbagai wujud. Dalam hati seorang anak kecil dan dalam diri sebuah robot. Dalam bentuk pengorbanan, yang mungkin sangat jarang dilakukan oleh seorang manusia dewasa sekalipun.

Eli Marienthal yang menyumbangkan talenta suaranya sebagai Hogarth Hughes, mempunyai andil besar dalam menampilkan Hogarth yang polos dan pengasih walau kadang cerewet dan sok tau seperti orang tua. Khas anak kecil seusianya. Lawannya, Harry Connick Jr., mengisi suara Dean McCoppin, pengumpul besi rongsokan untuk diubah menjadi mahakarya seni, dan juga sebagai penyedia makanan paling andal buat Giant. Saat Hogarth yang bicara tanpa henti berhadapan dengan Dean yang cuek dan apatis, itu merupakan salah satu adegan yang paling menarik buat ditonton. Jennifer Aniston ikut menyumbangkan suaranya sebagai Annie Hughes. Perannya memang nggak terlalu besar dan nggak terlalu istimewa. Sedangkan yang mengambil peran Giant, menurut gue memang nggak ada lagi yang lebih pas daripada si pemilik suara bariton, Vin Diesel. Suaranya berat berdentum dan kaku. Gue nggak menemukan kesulitan dalam membayangkan sosok Vin Diesel sebagai robot raksasa berhati lembut.

Kecakapan para aktor utama dan team animasi menjadikan The Iron Giant sangat hidup dengan gaya masing-masing karakter yang memiliki keunikan tersendiri. Walaupun agak terkesan konvensional, warna-warna yang ada cukup menarik perhatian. Satu permainan warna yang indah terjadi dalam adegan saat Hogarth dan Giant berhadapan dengan seekor rusa dalam hutan. The Iron Giant juga mudah untuk disimak oleh berbagai kalangan usia. Sentuhan humor dan aksi di sana-sini akan mampu menghibur penonton anak-anak, yang nggak akan peduli dengan logika benar-tidaknya di luar angkasa itu ada robot pemakan besi, atau bagaimana sebuah robot bisa memiliki perasaan. Sedangkan untuk penonton yang lebih dewasa, dialog-dialog yang ditulis secara cerdas dengan pesan moral yang tinggi akan mengingatkan kita, bahwa kita bisa mempelajari sesuatu yang berharga dari seorang anak kecil yang dianggap remeh, yang terkadang bisa bersikap lebih bijaksana dibandingkan dengan orang-orang dewasa yang pemikirannya sering dipenuhi oleh prasangka.



0 comments:

Post a Comment

 

©Copyright 2011 Imitating the Critics | TNB