Berdasarkan kisah nyata kehidupan Homer Hickam yang sekarang menjabat sebagai pelatih astronot di NASA, October Sky pada mulanya keliatan seperti film yang biasa-biasa aja. Walaupun film ini mendapat banyak pujian dari berbagai sumber, ide ceritanya terdengar agak kekanak-kanakan dan lagi nama aktor-aktris pendukungnya kurang bergaung .. setidaknya di telinga gue pribadi. Gue hanya tau Laura Dern dan Jake Gyllenhaal. Yang terakhir disebut ini malah baru satu filmnya yang gue tonton, tapi udah bisa menarik keinginan gue buat melihat aktingnya di film-film yang lain. Jadi bermula dari situ, gue mencari tau lebih banyak tentang October Sky, dan ternyata film ini jauh melampaui apa yang gue perkirakan sebelumnya.
October Sky menceritakan tentang perwujudan mimpi dari Homer Hickam, seorang remaja yang hidup di desa pertambangan Coalwood. Homer bukanlah seorang yang istimewa di lingkungannya. Dia nggak jago matematika, dia nggak bisa main rugby. Dia selalu berada di bawah bayang-bayang Jim, kakaknya yang populer. Yang lebih parah lagi, Homer sama sekali nggak tertarik buat turun ke bawah tanah dan menekuni profesi kebanggaan desa .. menjadi penambang. Suatu hal yang sangat mengecewakan ayahnya yang menjalankan usaha pertambangan kecil. Homer lebih tertarik melihat sisi atas. Terinspirasi oleh peluncuran roket Sputnik yang membuka mata dunia, juga dengan dukungan gurunya, Homer membangun mimpi untuk keluar dari dunianya yang sempit .. dengan cara membuat roket dan mengikuti lomba fisika yang berhadiah beasiswa pendidikan lanjutan di kota.
Jake Gyllenhaal secara meyakinkan mampu menjadikan karakter Homer apa adanya. Nggak berlebihan. Gue bisa menangkap dengan baik, seperti apa pergulatan seorang anak, yang pada dasarnya ingin berbakti kepada orang tuanya, tapi terbentur oleh keinginan untuk memiliki masa depan yang lebih cerah. Gyllenhaal nggak menggambarkan Homer sebagai seorang kutu buku, atau kuper, apalagi sebagai anak pembangkang. Yang muncul adalah sosok Homer yang halus tapi berani menembus segala keterbatasan dan tentangan sekitarnya. Kerinduan Homer untuk dicintai dan membuat ayahnya bangga, walaupun kadang terasa pahit, di tangan Gyllenhaal itu malah menjadi sesuatu yang menarik buat disimak. Dia mampu mengimbangi seniornya, Chris Cooper dan Laura Dern. Cooper memberikan akting yang solid sebagai John Hickam (ayah Homer) yang keras dan berdedikasi dalam pekerjaannya. Sebagai seorang penambang sejati, John digambarkan kaku dalam merealisasikan kasih sayangnya terhadap keluarga. Pertambangan dan anak-anak buahnya seakan-akan lebih menjadi prioritas utama. Sedangkan Dern, walaupun porsinya nggak terlalu besar sebagai Miss Frieda Riley (guru Homer), dia menarik dengan logat selatannya. Miss Riley yang menjadi akar keyakinan Homer Hickam. Tiga karakter inilah yang bisa dianggap sebagai pahlawan dalam perannya masing-masing.
Sutradara Joe Johnston mengarahkan film ini sebagai suatu tontonan yang ringan dan menghibur. Tapi dari apa yang gue liat, October Sky bukan hanya sebagai penggambaran luar Homer Hickam dengan roketnya semata. Nilai yang lebih berharga adalah bagaimana suatu keteguhan hati, disertai oleh kekuatan persahabatan dan kepercayaan seorang pendidik .. pada akhirnya mampu meluruhkan pandangan kaku penduduk desa dan menguatkan hubungan suatu keluarga. Gue juga ikut merasakan manisnya suatu keberhasilan dari pemikiran yang positif .. begitu menyentuh dan berkesan.
October Sky menceritakan tentang perwujudan mimpi dari Homer Hickam, seorang remaja yang hidup di desa pertambangan Coalwood. Homer bukanlah seorang yang istimewa di lingkungannya. Dia nggak jago matematika, dia nggak bisa main rugby. Dia selalu berada di bawah bayang-bayang Jim, kakaknya yang populer. Yang lebih parah lagi, Homer sama sekali nggak tertarik buat turun ke bawah tanah dan menekuni profesi kebanggaan desa .. menjadi penambang. Suatu hal yang sangat mengecewakan ayahnya yang menjalankan usaha pertambangan kecil. Homer lebih tertarik melihat sisi atas. Terinspirasi oleh peluncuran roket Sputnik yang membuka mata dunia, juga dengan dukungan gurunya, Homer membangun mimpi untuk keluar dari dunianya yang sempit .. dengan cara membuat roket dan mengikuti lomba fisika yang berhadiah beasiswa pendidikan lanjutan di kota.
Jake Gyllenhaal secara meyakinkan mampu menjadikan karakter Homer apa adanya. Nggak berlebihan. Gue bisa menangkap dengan baik, seperti apa pergulatan seorang anak, yang pada dasarnya ingin berbakti kepada orang tuanya, tapi terbentur oleh keinginan untuk memiliki masa depan yang lebih cerah. Gyllenhaal nggak menggambarkan Homer sebagai seorang kutu buku, atau kuper, apalagi sebagai anak pembangkang. Yang muncul adalah sosok Homer yang halus tapi berani menembus segala keterbatasan dan tentangan sekitarnya. Kerinduan Homer untuk dicintai dan membuat ayahnya bangga, walaupun kadang terasa pahit, di tangan Gyllenhaal itu malah menjadi sesuatu yang menarik buat disimak. Dia mampu mengimbangi seniornya, Chris Cooper dan Laura Dern. Cooper memberikan akting yang solid sebagai John Hickam (ayah Homer) yang keras dan berdedikasi dalam pekerjaannya. Sebagai seorang penambang sejati, John digambarkan kaku dalam merealisasikan kasih sayangnya terhadap keluarga. Pertambangan dan anak-anak buahnya seakan-akan lebih menjadi prioritas utama. Sedangkan Dern, walaupun porsinya nggak terlalu besar sebagai Miss Frieda Riley (guru Homer), dia menarik dengan logat selatannya. Miss Riley yang menjadi akar keyakinan Homer Hickam. Tiga karakter inilah yang bisa dianggap sebagai pahlawan dalam perannya masing-masing.
Sutradara Joe Johnston mengarahkan film ini sebagai suatu tontonan yang ringan dan menghibur. Tapi dari apa yang gue liat, October Sky bukan hanya sebagai penggambaran luar Homer Hickam dengan roketnya semata. Nilai yang lebih berharga adalah bagaimana suatu keteguhan hati, disertai oleh kekuatan persahabatan dan kepercayaan seorang pendidik .. pada akhirnya mampu meluruhkan pandangan kaku penduduk desa dan menguatkan hubungan suatu keluarga. Gue juga ikut merasakan manisnya suatu keberhasilan dari pemikiran yang positif .. begitu menyentuh dan berkesan.
0 comments:
Post a Comment