Love Actually

February 12, 2004 0 comments
Mari menghitung berapa banyak kisah yang tertuang dalam film berjudul unik ini. Kisah seorang perdana menteri dan assistennya, kisah seorang penulis dan pengurus rumahnya, kisah seorang duda dan anak tirinya, kisah seorang ibu rumah tangga dan suami beserta keluarganya, kisah seorang karyawan dan rekan kerjanya, kisah seorang kakak dan adiknya, kisah seorang anak laki-laki dan teman sekelasnya, kisah seorang penyanyi dan manajernya, kisah seorang boss dan karyawannya, kisah seorang pria Inggris dan wanita-wanita Amerika, kisah sepasang pengantin baru, kisah seorang pria yang diam-diam menyimpan cinta kepada seorang gadis ..

Hugh Grant mendapatkan porsi peran terbesar sebagai David, sang Perdana Menteri yang jatuh cinta kepada Natalie, sang asisten. Dikenal sebagai spesialis drama komedi romantis, rasanya pemilihan Grant untuk membintangi Love Actually agak sedikit lebih berani daripada yang seharusnya. Terbayang tipikal Perdana Menteri Inggris yang biasanya digambarkan kaku dan aristokrat diputarbalikkan oleh Grant menjadi sosok yang luwes. Hampir nggak bisa dipercaya bahwa gue akan menyaksikan seorang perdana menteri yang tingkah lakunya serupa dengan seorang selebritis. Barangkali lebih baik kalau peran ini diberikan kepada Colin Firth?? Nggak juga. Karena Grant memiliki karisma yang bersinar terang di setiap adegan yang dilakoninya. Semakin lama film berputar, semakin keliatan jelas kalau Grant membawa karakter David sebagai layaknya seorang pria yang jatuh cinta. Gugup dan canggung.

Sebaliknya Colin Firth dengan raut wajahnya yang tenang dan melankolis diberikan peran sebagai sang penulis Jamie Bennett. Komunikasi uniknya dengan sang pengurus rumah tangga Aurelia yang diperankan oleh Lucia Moniz, menyuarakan cinta yang bisa menembus perbedaan bahasa dan bangsa. Di sisi lain, Liam Neeson berperan baik sebagai Daniel, sang duda yang harus menghadapi tingkah laku anak tirinya, Sam yang sedang jatuh cinta pada teman sekelasnya.

Gue mendapatkan kejutan sewaktu Alan Rickman muncul sebagai Harry sang boss yang harus menghadapi karyawannya yang seksi, karena gue melewatkan namanya di kredit. Melihat Rickman bermain dalam film seringan Love Actually, memberikan kesan tersendiri buat gue. Apalagi di sini dia diadu dengan Emma Thompson yang berperan sebagai Karen, sang ibu rumah tangga. Dua aktor-aktris watak Inggris bergabung dengan kekuatan akting yang pas, menghasilkan dua karakter yang berdiri di atas yang lainnya walaupun memiliki porsi peran yang kecil.

Laura Linney mengambil peran sebagai Sarah, seorang wanita yang terpaksa harus menentukan prioritas antara adiknya dengan pria yang dicintainya. Perannya kecil, tapi karakter Sarah memberikan kontradiksi kesan yang timbul karena pengorbanan. Pahit dan manis.

Ada satu kisah yang paling menarik buat gue. Kisah yang dilakoni oleh Andrew Lincoln sebagai Mark yang jatuh cinta pada seorang gadis secara diam-diam dibuat dengan menyentuh. Cara Mark memuja dan menyatakan cintanya lewat rekaman video dan secara tertulis juga mampu menghasilkan keharuan: "To me, you are perfect."

Sentilan humor dalam Love Actually dilakukan oleh Bill Nighy sebagai Billy Mack, sang penyanyi yang lagunya berhasil menjadi hits di tangga lagu Natal. Dengan suaranya yang pas-pasan, dengan gayanya yang bersaing dengan Britney Spears, Billy nggak habis-habisnya membuat gue tertawa dengan ocehannya tentang narkoba yang asal dan nggak pake malu. Billy Mack bisa dikatakan sebagai karakter tema Love Actually, karena dia selalu muncul sebagai latar belakang dengan lagu "Love is All Around" yang dipelesetkan dengan kocak menjadi "Christmas is All Around". Pernyataan hubungan Billy kepada Joe, manajernya yang setia dan selalu dianggap remeh, digambarkan dengan unik, canggung, tapi menyimpan ketulusan antara dua orang laki-laki yang bersahabat.

Ditambah dengan kemunculan karakter Colin yang diperankan dengan lucu oleh Kris Marshall, yang rela terbang jauh-jauh dari Inggris ke Wisconsin, Amerika, demi mencari pembuktian gosip yang mengatakan bahwa wanita Amerika menyukai pria Inggris karena aksennya yang seksi.

Masih ada lagi Billy Bob Thornton yang muncul sekilas sebagai Presiden Amerika Serikat yang berani mencumbu asisten Perdana Menteri Inggris. Juga Rowan Atkinson yang muncul sebagai penjaga counter perhiasan yang membuat Harry berkeringat dingin, dan di saat lain dia memberikan kesempatan kepada Sam untuk mengejar pujaannya.

Sulit untuk menguraikan kisah-kisah yang tertuang dalam Love Actually secara detil tanpa membocorkan kejutan-kejutan yang tersimpan di dalamnya. Jadi gue nggak akan bercerita lebih jauh lagi. Film ini mendapatkan banyak dukungan dari aktor dan aktris ternama yang dikenal memiliki kualitas akting yang baik, walaupun setelah menilik lebih dalam, sepertinya mereka bukanlah hal utama yang menjadikan Love Actually film yang menarik. Tanpa mereka, gue rasa film seperti ini akan tetap dapat diminati setiap saat karena temanya yang universal, dengan gayanya yang ringan. Suasana Natal dibawa dengan kental, dihiasi oleh lagu-lagu ceria yang sebagian besar udah dikenal sebelumnya. Tapi memang nggak bisa dipungkiri, kalau para aktor dan aktris itulah yang mampu menjadikan film ini berdaya jual lebih tinggi, sekaligus menjadikan karakter-karakter yang lebih mudah untuk diingat, mengingat banyaknya kisah yang harus diselesaikan dalam durasi kurang lebih dua jam. Sedikit tersia-sia dalam beberapa adegan, tapi tetap dapat memberikan sentuhan-sentuhan manis dan lucu dalam adegan-adegan lainnya.

Secara tersirat, Love Actually memiliki benang-benang yang perlahan keluar dari masing-masing karakter, untuk bertemu satu sama lain dan kemudian berkaitan erat, membentuk suatu gumpalan kebahagiaan dan kegetiran yang disebabkan oleh cinta. Dan proses ini dilukiskan secara menarik oleh sutradara dan penulis Richard Curtis dari sejak film dibuka dengan adegan di terminal kedatangan Bandara Heathrow, sampai dengan penutupnya di lokasi yang sama. Banyak dialog dan monolog yang sangat menghibur dan berkesan. Nggak ada tempat yang tersisa dalam benak gue untuk merasa bosan selama menonton film ini atau merasa harus berpikir berat untuk mencerna film ini secara logika. Love Actually menerbitkan rasa hangat di hati gue dengan pesan cinta yang bertebaran di mana-mana, gue bahkan nggak peduli kalau film ini menimbulkan kesan yang terlalu manis dan terlalu indah. Love Actually membuat gue ingin selalu dekat, lebih dekat lagi, dengan orang-orang terkasih di dalam hidup gue. Dan menyimak reaksi penonton di sekitar gue yang memiliki reaksi sama dengan gue sepanjang film berputar .. tersenyum, tertawa dan menangis .. juga waktu menyaksikan pasangan-pasangan kekasih yang saling bergandengan tangan erat menuju pintu keluar studio .. gue percaya kalau love actually is all around.
"Whenever I get gloomy with the state of the world, I think about the arrivals gate at Heathrow Airport. General opinion's starting to make out that we live in a world of hatred and greed, but I don't see that. It seems to me that love is everywhere. Often, it's not particularly dignified or newsworthy, but it's always there - fathers and sons, mothers and daughters, husbands and wives, boyfriends, girlfriends, old friends. When the planes hit the Twin Towers, as far as I know, none of the phone calls from the people on board were messages of hate or revenge - they were all messages of love. If you look for it, I've got a sneaky feeling you'll find that love actually is all around."

0 comments:

Post a Comment

 

©Copyright 2011 Imitating the Critics | TNB