Pada dasarnya, nonton film beginian .. gue nggak bakalan begitu peduli sama jalan ceritanya. Sederhana, mutan melawan manusia. Mutan dan anti mutan. Protagonis dan antagonis. Mutants vs everyone else. Dan penonton dibuat bersimpati lebih kepada para mutan .. yang dalam kehidupan bisa jadi makhluk-makhluk paling mengerikan dan paling berbahaya. Mutan adalah para pahlawan, the gifted ones, dan manusia hanyalah sosok-sosok berpikiran sempit yang nggak bisa bersahabat dan menerima mereka apa adanya.
Besides, one sick bastard had already spoiled the movie to me long before I had a chance to see it in the theatre.
Jadi perhatian gue cuma terfokus sama karakter-karakter X-Men yang tambah banyak, dan asik buat ditonton. Delapan karakter dari X-Men jilid pertama yang muncul kembali seperti Wolverine, Cyclops, Jean Grey, Storm, Rogue, Mystique, Profesor X, dan Magneto, tetap bisa berperan sebagai dasar dari para karakter-karakter baru seperti Iceman, Pyro, Nightcrawler, dan Lady DeathStrike. Belum lagi ditambah dengan kemunculan para mutan lainnya, yang dengan porsi peran kecil tetap bisa menghibur gue. Masing-masing dari para mutan itu berhasil digambarkan dengan ide dan efek khusus seimajinatif mungkin.
Iceman dan Pyro memberikan udara segar, karena mereka masih muda dan merupakan paduan bagus buat menemani Rogue. Walaupun karakter mereka masih belum bisa digali lebih dalam, mereka diberi kesempatan untuk mempertunjukan diri mereka secara impresif. Iceman yang bisa bermain-main dengan kemampuannya menciptakan es di kehidupan sehari-hari, dan Pyro dengan kemampuannya memanipulasi api. Gue suka banget ngeliat bagaimana kemampuan Pyro diperkenalkan kepada mutan lainnya, kepada manusia, dan juga kepada penonton. A bit showing off, but it is exciting without any doubt.
Lady DeathStrike cuma jago diliat waktu bertarung dengan Wolverine aja. Selebihnya, nggak ada yang istimewa. Malah gue nggak inget, apa dia pernah ngucapin dialog apa nggak. Gue kecewa sama karakter yang satu ini. Buat gue, dia nggak ada kesannya selain sebagai Wolverine versi feminin, yang masih diragukan kemampuannya untuk berbicara.
Yang layak disebut sebagai bintang dari X-Men 2, nggak lain adalah Nightcrawler. Alan Cumming dengan logat Inggrisnya yang kental bisa menjadikan Nightcrawler sebagai sosok yang sebenarnya lembut hati, di luar penampilannya yang menakutkan dengan mata dan gigi menyala. Nightcrawler adalah penyelamat dalam situasi kritis. Percakapannya dengan Storm juga merupakan penenang di antara keras dan kelamnya aksi-aksi para X-Men. Ditambah dengan efek teleportasinya yang .. keren!!!
Selebihnya tetap sama. Wolverine sebagai mutan bertangan pisau baja dan punya kemampuan menyembuhkan diri sendiri, Cyclops sebagai mutan bermata laser, Storm sebagai mutan yang bisa mengendalikan badai, Rogue sebagai mutan yang bisa menghisap raga dari setiap makhluk yang disentuhnya, Mystique dengan kemampuannya berubah wujud, Magneto dengan kemampuannya memanipulasi segala sesuatu yang terbuat dari besi, dan Profesor X .. kepala sekolah mutan yang punya kemampuan telekinetik, sama seperti salah satu murid yang paling disayanginya .. Jean Grey. Jean Grey secara mengejutkan memperlihatkan kemampuan yang jauh lebih hebat dibandingkan dengan yang apa sudah diperlihatkannya dalam X-Men.
Selain itu, bagusnya X-Men 2 gue kira dari sisi karakter-karakter dan cerita yang dibuat lepas dari film pertamanya, kecuali Wolverine sebagai benang penghubung antara jilid pertama dan jilid kedua. Penonton nggak akan kesulitan untuk mengenali masing-masing mutan. Bagi penonton yang sudah pernah menonton X-Men, rasanya kemunculan para mutan lebih merupakan reuni dengan aksi dan hiburan yang lebih memikat. Sedangkan bagi penonton yang belum pernah menonton film pertamanya, atau bahkan sama sekali belum pernah mengenal para mutan dari komik-komiknya, karakter mereka akan terasa menarik, dan mungkin akan terasa lebih mengesankan karena ada unsur kejutannya. Seperti waktu pertama kali menonton para mutan, sambil menebak-nebak apa kemampuan mereka .. dan kerusakan atau kebaikan apa lagi yang bisa mereka buat.
Besides, one sick bastard had already spoiled the movie to me long before I had a chance to see it in the theatre.
Jadi perhatian gue cuma terfokus sama karakter-karakter X-Men yang tambah banyak, dan asik buat ditonton. Delapan karakter dari X-Men jilid pertama yang muncul kembali seperti Wolverine, Cyclops, Jean Grey, Storm, Rogue, Mystique, Profesor X, dan Magneto, tetap bisa berperan sebagai dasar dari para karakter-karakter baru seperti Iceman, Pyro, Nightcrawler, dan Lady DeathStrike. Belum lagi ditambah dengan kemunculan para mutan lainnya, yang dengan porsi peran kecil tetap bisa menghibur gue. Masing-masing dari para mutan itu berhasil digambarkan dengan ide dan efek khusus seimajinatif mungkin.
Iceman dan Pyro memberikan udara segar, karena mereka masih muda dan merupakan paduan bagus buat menemani Rogue. Walaupun karakter mereka masih belum bisa digali lebih dalam, mereka diberi kesempatan untuk mempertunjukan diri mereka secara impresif. Iceman yang bisa bermain-main dengan kemampuannya menciptakan es di kehidupan sehari-hari, dan Pyro dengan kemampuannya memanipulasi api. Gue suka banget ngeliat bagaimana kemampuan Pyro diperkenalkan kepada mutan lainnya, kepada manusia, dan juga kepada penonton. A bit showing off, but it is exciting without any doubt.
Lady DeathStrike cuma jago diliat waktu bertarung dengan Wolverine aja. Selebihnya, nggak ada yang istimewa. Malah gue nggak inget, apa dia pernah ngucapin dialog apa nggak. Gue kecewa sama karakter yang satu ini. Buat gue, dia nggak ada kesannya selain sebagai Wolverine versi feminin, yang masih diragukan kemampuannya untuk berbicara.
Yang layak disebut sebagai bintang dari X-Men 2, nggak lain adalah Nightcrawler. Alan Cumming dengan logat Inggrisnya yang kental bisa menjadikan Nightcrawler sebagai sosok yang sebenarnya lembut hati, di luar penampilannya yang menakutkan dengan mata dan gigi menyala. Nightcrawler adalah penyelamat dalam situasi kritis. Percakapannya dengan Storm juga merupakan penenang di antara keras dan kelamnya aksi-aksi para X-Men. Ditambah dengan efek teleportasinya yang .. keren!!!
Selebihnya tetap sama. Wolverine sebagai mutan bertangan pisau baja dan punya kemampuan menyembuhkan diri sendiri, Cyclops sebagai mutan bermata laser, Storm sebagai mutan yang bisa mengendalikan badai, Rogue sebagai mutan yang bisa menghisap raga dari setiap makhluk yang disentuhnya, Mystique dengan kemampuannya berubah wujud, Magneto dengan kemampuannya memanipulasi segala sesuatu yang terbuat dari besi, dan Profesor X .. kepala sekolah mutan yang punya kemampuan telekinetik, sama seperti salah satu murid yang paling disayanginya .. Jean Grey. Jean Grey secara mengejutkan memperlihatkan kemampuan yang jauh lebih hebat dibandingkan dengan yang apa sudah diperlihatkannya dalam X-Men.
Selain itu, bagusnya X-Men 2 gue kira dari sisi karakter-karakter dan cerita yang dibuat lepas dari film pertamanya, kecuali Wolverine sebagai benang penghubung antara jilid pertama dan jilid kedua. Penonton nggak akan kesulitan untuk mengenali masing-masing mutan. Bagi penonton yang sudah pernah menonton X-Men, rasanya kemunculan para mutan lebih merupakan reuni dengan aksi dan hiburan yang lebih memikat. Sedangkan bagi penonton yang belum pernah menonton film pertamanya, atau bahkan sama sekali belum pernah mengenal para mutan dari komik-komiknya, karakter mereka akan terasa menarik, dan mungkin akan terasa lebih mengesankan karena ada unsur kejutannya. Seperti waktu pertama kali menonton para mutan, sambil menebak-nebak apa kemampuan mereka .. dan kerusakan atau kebaikan apa lagi yang bisa mereka buat.
0 comments:
Post a Comment