Ladder 49

December 3, 2004 0 comments
WARNING: BANYAK SPOILER KAYAKNYA NIH!

Amerika itu emang punya team pemadam kebakaran yang prestisius ya. Bahkan mungkin lebih prestige dibanding polisi. Kepahlawanan team pemadam kebakaran selalu menarik buat diliat, karena mereka itu murni punya tugas buat menyelamatkan orang .. ga peduli siapapun juga. Senjata utama mereka adalah keberanian. Seperti yang dinyatakan oleh Linda, waktu kencan pertama dengan Jack Morrison .. pemadam kebakaran masuk ke dalam gedung yang terbakar, di saat semua orang lainnya berlari keluar untuk menyelamatkan diri. Dan yang mungkin ga ada di film ini tapi sempat muncul di beberapa film lainnya, pemadam kebakaran itu juga punya multitask .. mereka bisa dipanggil untuk keadaan emergency lainnya, seperti kecelakaan di jalan raya. So, I personally think, they're more than cops. That's what I like about them, that's what I love about their stories.

Dari Ladder 49 gue tau kalo ternyata team pemadam kebakaran punya pembagian tugas. Ada team penyemprot api, ada team pencari. Yang mana yang punya tugas paling berbahaya? Semuanya kali ye .. tapi kalo diliat tugas team pencari yang hanya menggunakan masker oksigen dan memegang kapak, nyari-nyari asal api dan korban .. jalan di antara berbagai macam bahaya yang mengintai di dalam gedung yang terbakar atau terancam runtuh, dengan pandangan terbatas oleh asap dan api .. mereka itu seperti sekelompok orang yang berjalan tanpa pelindung di atas ladang ranjau. Nyawa bisa melayang dalam sekejab. Dan Jack Morrison memilih bergabung sebagai team pencari. Karena apa yang dia lakukan adalah demi untuk menyelamatkan nyawa seseorang, and he thought it worthed all the risk.

Karakter Jack Morrison diulas dari awal sampai akhir secara flashback. Dan gue suka sama dramanya. Karakter-karakternya itu manusiawi banget. Ada kesetiakawanan, ada persahabatan, ada kisah cinta, ada rasa kehilangan. Coba liat Joaquin Phoenix sebagai Jack Morrison. Salut. Dari sejak Phoenix tampil memikat (dan sangat menyebalkan sampe pengen gue cekik) di Gladiator, ditambah ngeliat dia make topi timah dan mukulin alien jelek pake baseball bat dalam Signs, gue tuh demen aja gitu ngeliat dia. Di Ladder 49 ini dia gempal ya .. haha .. terus kalo dia ngomong gitu, kadang kayak yang lagi kumur-kumur. But Jack Morrison is very likeable, I care a great deal for him. And it's all because of Phoenix's capability as a good actor, nonetheless. Dia menjadikan Jack sebagai pahlawan yang bisa "disentuh". Ga flashy. Dia punya keberanian, dia juga punya ketakutan. Pokoknya semua kebaca deh. Mulai dari seorang rookie yang sempet dikerjain sama senior-seniornya (oo the confession scene is cute .. and hey, was that Robert Patrick? Ga ngenalin. Kalo ga ditunjuk sama Andri, gue ga bakalan ngeh kalo si terminator jahat bisa main simpatik di sini. Ternyata suami gue lebih apal daripada gue *malu*), diproses sedemikian rupa sampe jadi seorang pemadam kebakaran yang tangguh dan berani mati. Kayaknya penonton diajak buat sama-sama merasakan gugup dan excited-nya Jack waktu pertama kali melawan api, malu-malunya Jack waktu ngobrol dengan Linda di telepon (nyeritain soal angsa di loker, he wanted to tell everything to the girl he liked, huh? =D), sedih dan gamangnya Jack sewaktu dia ga lagi yakin atas pekerjaannya (di adegan Jack menerobos ke ruang penuh asap buat nyari korban, keliatan ga gerak-geriknya yang serabutan .. tabrak sana, tabrak sini .. gue aja yang nonton sampe gregetan .. kayaknya lamaaaaa banget si Jack di dalam sana, ga nemu-nemu), khawatirnya Jack atas nasib korbannya, senyum bangganya Jack waktu nerima medali penghargaan, dan yang langsung di-share ke istri dan anak-anaknya, sampe putus asanya Jack saat dia menemui jalan buntu yang ga bisa lagi ditembus (really, my heart was broken when I saw he had to give it up).

Coba liat juga John Travolta sebagai Captain Kennedy yang bertampang dingin, tapi peduli banget sama anak buahnya. Porsi perannya ga terlalu besar sih, tapi keliatan wibawanya dalam memimpin para pemadam kebakaran yang bandel-bandel .. haha .. katanya dia punya tugas sebagai babysitter setiap hari di markas. Oh, have I told you that Travolta looks really good in uniform? Yeah, he looks definitely cool. Hubungan emosinya terhadap anak buahnya, terutama terhadap Jack, keliatan banget .. walau itu hanya berupa mata yang berkaca-kaca, tundukan kepala dan helaan napas kekhawatiran .. gue sebagai penonton jadi bisa ngerasain juga gimana sih sebenernya situasi saat itu, lebih dari apa yang bisa diliat. Eulogi Captain Kennedy di ending film sangat-sangat menyentuh, dan secara garis besar menggambarkan apa artinya menjadi seorang pemadam kebakaran. Dia memaksa orang-orang (dan juga penonton) untuk ga jadi cengeng dalam menghadapi resiko pahit. Gue yang tadinya udah sedih dan bete nih (lha, abisnya udah susah-susah dari awal .. ternyata hasilnya sia-sia aja ..), jadi berbalik merasa bangga lho. Dan adegan pemakaman ala militer yang dilaksanakan untuk menghormati para pemadam kebakaran yang tewas, dibuat sedemikian rupa .. sampe gue yakin banget, mereka yang terbaring di dalam peti mati pun akan merasa sangat bangga dimakamkan dengan cara seperti itu.

Ada satu lagi nih yang kayaknya mesti gue sentil juga dikit. Jacinda Barrett sebagai Linda .. oo, she is so sweet. She is a reasonable wife. And really supportive. Dalam rentang 10 tahun pernikahannya dengan Jack, gue ngeliat perkembangan karakter Linda (walaupun secara singkat aja) .. mulai dari seorang cewek yang kagum sama profesi para pemadam kebakaran (siapa yang ga? Mungkin hanya di negeri kita ini aja profesi tersebut ga begitu dihargai), jadi seorang istri yang menuntut security demi nasib anak-anaknya .. sampai bisa bersikap seperti "there is a greater woman behind every great man". And look at that silent tears .. *sigh*.

Anyway. Kalo ada hal-hal yang negatif dalam film ini .. well .. ga tau kenapa, di tengah-tengah film gue sempet ngelirik jam karena ngerasa filmnya berjalan melambat. Apa mungkin karena gue nontonnya kemaleman? Ga juga. Kayaknya itu karena adegan-adegan pemadaman keliatan agak dipadatkan di bagian tengah. Dan terus terang, tagline Ladder 49 sangat misleading. Ga nyambung .. er .. ok, nyambung dikit lah .. tapi jadinya penonton punya pengharapan lain gitu. Kesannya Ladder 49 ini adalah murni a story of survival atau film dengan konflik meletup-letup (seperti Towering Inferno atau Backdraft, misalnya), padahal nggak begitu. Buat yang ga suka drama .. film ini bisa jadi sedikit membosankan.

Fine, this movie is about heroism. Not the kind that comes from some heroic acts .. but the kind that lies within the firemen themselves. In their works, in their lives.



0 comments:

Post a Comment

 

©Copyright 2011 Imitating the Critics | TNB